"-//W3C//DTD XHTML 1.0 Strict//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-strict.dtd"> MOHAMMAD MADHI AL HUSAEN: 22 Des 2009

22 Des 2009

Ketika Semua Diatasnamakan Cinta …

Cinta adalah sebentuk nikmat agung yang Allah karuniakan kepada manusia. Dengan anugerah cinta itulah manusia jadi lebih bermakna. Dengan anugerah cinta pula, setiap rintangan untuk bertemu sang kekasih akan dihadapi dengan lapang dada, bahkan senyuman yang mengembang.

Cinta itu tidak statis, cinta itu dinamis, penuh vitalitas dan energi yang mampu membangkitkan kekuatan-kekuatan tersembunyi dalam diri sampai akhirnya dahaga cinta itu terpuaskan.
Sekali lagi, cinta menimbulkan serangkaian konsekuensi. Ketika seseorang telah menyatakan cinta dan berkomitmen dengan cinta, maka segala tingkah lakunya akan berjalan di jalur cinta tersebut. Bukankah seorang pecinta akan berusaha untuk menghadirkan kesamaan dengan yang dicintainya, sehingga yang dicintai itu menjadi ridha kepada-Nya?
Lalu apakah cinta itu ? Imam Ibnu Qayyim Al- Jauziyyah mengatakan, "Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. Membatasinya hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka, batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri". Walau demikian, sesuatu yang sulit dimaknai bukan berarti tidak bisa dimaknai.
Diantara makna cinta adalah kecenderungan hati untuk lebih mengutamakan yang dicintai daripada diri dan harta sendiri.
Sedangkan dari sudut pandang Erich Fromm, seorang psikolog kenamaan berkebangsaan Jerman. Dalam bukunya The Art of Love, ia menyebutkan empat unsur yang hadir dalam cinta, yaitu :

1. Care (Perhatian)
Cinta harus melahirkan perhatian pada obyek yang dicintai.
Ketika kita mencintai seseorang, maka kita akan memperhatikan kesulitan yang dihadapinya, akan berusaha meringankan bebannya, dan memberikan perhatian yang tinggi atas semua gerak-geriknya.

2. Responsibility (Tanggung Jawab)
Cinta harus melahirkan sikap bertanggung jawab terhadap obyek yang dicintainya.
Suami yang mencintai istrinya, akan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangganya. Ia pun akan bertanggung jawab dan mendedikasikan segenap potensi dirinya untuk ‘membahagiakan’ obyek yang dicintainya.

3. Respect (Hormat)
Cinta harus melahirkan sikap menerima apa adanya obyek yang dicintai dan selalu berikhtiyar agar tidak mengecewakannya. Inilah yang disebut respect

4. Knowledge (Pengetahuan)
Cinta harus melahirkan minat untuk memahami seluk-beluk obyek yang dicintai.
Ketika kita mencintai seseorang yang akan menjadi teman hidup, kita akan berusaha memahami kepribadian, latar belakang, minat dan kualitas keimanannya.
Empat komponen cinta inilah yang senantiasa terpatri di hati para sahabat. Dan efek yang ditimbulkannya begitu dahsyat.
Sudahkah dari keempat unsur diatas, terdapat dalam diri anda yang tidak lain juga seorang pecinta dalam hidup ini?

Allah Mengabulkan Doa Orang-orang yang Menderita dan Berada dalam Kesulitan


Doa adalah saat-saat ketika kedekatan sese­orang dengan Allah dapat dirasakan. Sebagai hamba Allah, seseorang sangat me­merlukan Dia. Hal ini karena ketika seseorang berdoa, ia akan menyadari betapa lemahnya dan betapa hinanya dirinya di hadapan Allah, dan ia menyadari bahwa tak seorang pun yang dapat menolongnya kecuali Allah. Keikhlasan dan kesungguhan seseorang dalam berdoa tergantung pada sejauh mana ia merasa memer­lukan. Misalnya, setiap orang berdoa kepada Allah untuk memohon keselamatan di dunia. Namun, orang yang merasa putus asa di tengah-tengah medan perang akan ber­doa lebih sungguh-sungguh dan dengan berendah diri di hadapan Allah. Demikian pula, ketika terjadi badai yang menerpa sebuah kapal atau pesawat terbang sehingga terancam bahaya, orang-orang akan memo­hon kepada Allah dengan berendah diri. Mereka akan ikhlas dan berserah diri dalam berdoa. Allah menceritakan keadaan ini dalam sebuah ayat:
“Katakanlah: Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dengan suara yang lem­but: ‘Sesungguhnya jika Dia menyelamat­kan kami dari (bencana) ini, tentulah kami men­ja­di orang-orang yang bersyukur’.” (Q.s. al-An‘am: 63).
Di dalam al-Qur’an, Allah memerintahkan manusia agar berdoa dengan meren­dahkan diri:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan beren­­dah diri dan suara yang lembut. Sesung­guhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.s. al-A‘raf: 55).
Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia mengabulkan doa orang-orang yang teraniaya dan orang-orang yang berada dalam kesusahan:
“Atau siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilang­kan kesu­sah­an dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan lain selain Allah? Sedikit sekali kamu yang mem­perhatikannya.” (Q.s. an-Naml: 62).
Tentu saja orang tidak harus berada dalam keadaan bahaya ketika berdoa kepada Allah. Contoh-contoh ini diberikan agar orang-orang dapat memahami maknanya sehingga mereka berdoa dengan ikhlas dan merenung­kan saat kematian, ketika seseorang tidak lagi merasa lalai sehingga mereka berpaling kepada Allah dengan keikhlasan yang dalam. Dalam pada itu, orang-orang yang beriman, yang dengan sepenuh hati berbakti kepada Allah, selalu menyadari kelemahan mereka dan kekurangan mereka, mereka selalu ber­paling kepada Allah dengan ikhlas, sekalipun mereka tidak berada dalam keadaan bahaya. Ini merupakan ciri penting yang membeda­kan mereka dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang imannya lemah.
Sumber: Harun Yahya............

Bidadari Pun Cemburu

Saudariku …

Pernahkah engkau mendengar sabda Rasulullah SAW dan beliau tidak pernah berdusta : “Aku melihat penduduk neraka saling memakan satu sama lain dan kebanyakan dari mereka adalah wanita”

Allah SWT sesungguhnya telah menyiapkan syurga dan menyediakan istana-istana sebagai tempat tinggalmu, bahkan ada para pelayan dan malaikat untuk menyambut dan melayanimu. Malaikat yang diciptakan dari cahaya dan beribadah sepanjang waktu di tugaskan untuk melayani para penghuni surga. Adapun gambaran syurga itu sendiri tak dapat tergambarkan oleh khayalan kita dengan segala kesempurnaan kebahagiaan dan keceriaan yang terdapat di dalamnya.

Allah SWT kemudian mengutus para RasulNya dan menurunkan Kitab-kitabNya supaya manusia berjalan menuju ke SyurgaNya. Agar manusia beristirahat dari segala kelelahan dan kepenatan yang di rasakannya di dunia. Allah SWt tidak pernah menyuruh kita untuk melaksanakan sesuatu kecuali hal itu bermanfaat bagi kita, dan begitu juga sebaliknya tidak pernah Allah melarang sesuatu kecuali berbahaya bagi kita.

Lalu mengapakah banyak diantara kita yang enggan untuk menempati kediamannya di syurga, Rasulullah SAW bersabda : « Tidaklah salah seorang diantara kalian kecuali dia memiliki dua kedudukan, salah satunya di syurga dan yang lain di neraka. Apabila dia menjadi penghuni neraka maka akan tempatnya disyurga akan di gantikan orang lain ». Lalu mengapa banyak diantara kita yang memilih neraka sebagai akhir hidupnya,dan mayoritas penduduk neraka adalah kaum wanita.

Saudariku…
Lihatlah betapa Allah SWT telah mencurahkan betapa banyak nikmat yang tak pernah terputus. Pandanglah kesempurnaan ciptaan Allah dalam dirimu dan Allah SWt memberimu banyak keistimewaan dari saudaramu.
Namun kemudian dengan nikmat-nikmat Allah itu kau bermaksiat, kau tidak menutup auratmu bahkan memamerkan sebagian lekuk tubuhmu. Kau tak menjaga pandanganmu bahkan terus memandang apa-apa yang di haramkan Allah SWT. Kau tak menjaga mulutmu dari aib orang lain. Kau mendengarkan lagu-lagu picisan yang penuh dengan hawa nafsu.
Tidak takutkah kita akan suatu hari dimana semua itu di pertanyakan…!

Saudariku…
Maka tempat para wanita yang menjadi penghuni neraka tadi digantikan oleh para bidadari yang kecantikannya melebihi kecantikan seluruh wanita yang ada didunia walaupun mereka berkumpul. Wajahnya begitu sempurna tiada cacat, matanya seakan sorot lampu yang tidak redup tetapi tidak juga menyilaukan, seandainya ia turun kebumi maka cahaya matahari dan bulan pun akan terkalahkan. Seandainya ia meludah maka lautan pun akn menjadi tawar rasanya. Seandainya ia tetawa maka hati akan bergetar mendengar renyah tawanya. Allah SWt menciptakannya tanpa kekurangan sedikit pun.

Saudariku…
Tidakkah kau cemburu dengan keadaannya, Said bin Amir RA pernah berkata kepada istrinya saat isrtinya menangis tatkala ia membagikan seluruh harta pemberian Khalifah Umar bin Khattab RA kepada rakyatnya; “kamu tahu di syurga terdapat para bidadari yang apabila salah seorang dari mereka turun ke bumi maka langit dan bumi akan terisi dengan cahayanya, bahkan matahari dan rembulan seakan meredup… maka mengorbankanmu demi mereka lebih baik dari pada mengorbankan mereka demi kamu”

Bagaimana kau tidak cemburu, sedangkan Ummu Salamah istri Rasulullah SAW sendiri begitu cemburu. Ketika suatu saat Rasulullah SAW shalat dengan khusuknya membaca ayat-ayat yang bercerita tentang bidadari, Ummu Salamah tahu bahwa Rasulullah SAW sedang meminta kepada Allah agar dikaruniai bidadari. Maka seusai dari shalatnya Ummu Salamah segera mendekati Rasulullah menayakan tentang makna-makna dalam Al-Quran, sampai Ummu Salamah bertanya apakah makna dari “Kawa’iba atroba” barulah Rasulullah SAW menyadarai kecemburuannya Di akhir percakapannya ia bertanya : Apabila seorang Beriman dan taat kepada Allah SWT, apakah ia mendapatkan hal yang sama seperti para bidadari itu, dengan tanggap Rasulullah SAW menjawab : “Tentu, Bahkan ia mendapatkan lebih dari itu dan dijadikan para bidadari itu pelayan baginya” (au kama Qola bihi Rasululllah SAW ) afwan nih lupa haditsnya , soalnya pernah denger cermah di kaset sekilas aja. .

Saudariku…
Mengapakah kita masih menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan Allah SWT. Kedudukan seorang wanita yang shalehah dan taat kepada Allah dan RasulNya juga kepada suaminya selama tidak menyuruh kepada kemungkaran adalah lebih baik daripada para Bidadari yang Allah ciptakan dari pemata. Sungguh jika engkau mau bersabar sedikit saja maka para bidadari itu akan memandangmu cemburu. Bagaimana tidak cemburu sedangkan engkau adalah wanita pilihan Allah SWt yang telah lulus menempuh ujian di dunia?, Bagaimana tidak cemburu jika Allah memberikan padamu surgaNYa yang luasnya seluas langit dan bumi?, Bagaimana tidak cemburu sedang engkau mendapat Ridha Nya?, lalu apalagi yang lebih berharga selain ridha Allah SWt?.

Saudariku…
Mungkin ini adalah nasehat terakhir yang kau terima. Sekarang saatnya kau harus memutuskan sebuah keputusan. Apakah kau mau terus berleha –leha dengan kewajibanmu atau kau akan kembali kepada Nya?, jika kau memutuskan untuk kembali kepangkuan Allah maka ketahuilah Allah akan sangat bahagia menerimamu. Dalam suatu hadisnya Rasulullah SAW menjelaskan : Bisakah engkau menjelaskan kebahagian seorang musafir yang kehilangan untanya di sebuah padang pasir yang gersang, sedang ia tidak membawa perbekalan kecuali apa yang dibawa oleh untanya, kemudian ia tertidur pulas dan disaat terbangun ia menemukan unta dan segala perbekalannya ada di hadapannya. Ia begitu bahagia sehingga berkata ; Ya Allah, Engkau hambaku dan aku tuhan Mu, musafir itu salah ucap karena kegembiraannya. Rasulullah SAW kemudian menjelaskan Allah lebih bahagia daripada musafir itu saat menerima orang – orang yang bertaubat.

Saudariku…
Tempuhlah jalan kembali kepada Nya…
Sungguh seakan aku melihat Allah SWt tersenyum kepadamu, dan pintu – pintu surga Nya terbuka menyambut kehadiranmu yang kelelahan oleh rutinitas duniawi. Sungguh seakan aku melihat para bidadari cemburu namun juga kagum dengan kehadiranmu. Engkaulah wanita yang telah berhasil menempuh ujian Allah di dunia, engkaulah wanita yang mendapat keridhaan dari Nya.

Saudariku…
Dan apabila engkau telah mendapat Hidayah dari Nya maka doakanlah hamba Nya yang faqir ini agar mendapat kekuatan untuk terus istiqamah di Jalan Nya.
Wallahu a’lam bishowab.